Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat
rahmat-nya penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun tugas karya ilmiah yang
berjudul “ Masalah Pengangguran Di Kabupaten Brebes ”. Karena di Kabupaten
Brebes ini yang sedang mengalami
pembangunan banyak sekali pengangguran yang tersebar di deda-desa yang ada di
daerah Kabupaten Brebes dikarenakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan di
daerah tersebut. Untuk itu pemerintah harus mampu menyelesaikan masalah ini.
Sebagimana penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, pasti
masih banyak kekurangan dalam tugas yang penulis buat ini, karenanya memang
tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penulis berharap
untuk adanya kritik dan saran untuk membantu kelancaran daam menemukan sesuatu
masalah di dalam penulisan ini, agar penulis dapat lebih mengembangan lagi ide
dan kreatifitasnya dalam pembuatan karya ilmiah berikutnya.
Brebes,
04 Januari 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................ ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.
Tujuan Penelitian................................................................................. 2
D.
Manfaat Penelitian.............................................................................. 2
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Bentuk, dan Jenis Pengangguran........................................ 3
1.1 Pengertian Pengangguran.............................................................. 3
1.2 Bentuk Pengangguran................................................................... 3
1.3 Jenis
Pengangguran....................................................................... 4
BAB III ANALISIS
PERMASALAHAN
2. Masalah
Pengangguran di Kabupaten Brebes....................................... 5
2.1 Letak
Geografis Wilayah Kabupaten Brebes................................. 5
2.2 Perekonomian ................................................................................ 5
2.3 Masalah
Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Brebes..... 8
2.4 Solusi
Untuk mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran............... 10
BAB IV PENUTUP
3. Kesimpulan dan Saran........................................................................... 11
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 11
4.2 Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................ ..12
ABSTRAK
Masalah Pengangguran pasti
dialami oleh semua daerah bahkan semua negara didunia ini, baik itu negara
majau atau negara berkembang. Mungkin kalu kita bicara tentang masalah
pengangguran dan kemiskinan pati tidak ada habisnya. Dalam hal ini penanggulangan
masalah pengangguran dan kemiskinan harus dilakukan oleh semua pihak atau
elemen masyarakat dan pemerintah. Penyebab pengangguran dan kemiskinan terjadi
karen jumlah angkatan kerja dengan jumlah kesempatan krja lebih banyak angkatan
kerja dari pada dengan jumlah kesempatan kerja ataupun hal yang lainnya. Dan
penyebab kemiskinan itu sendiri karena semakin tingginya tingkat kebutuhan
ekonomi masyarakat itu sendiri yang semakin banyak.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dengan kehidupan masyarakat di Brebes yang semakin berkembang
pesat, banyak lahan-lahan pertanian di ubah menjadi pabrik-pabrik dan
perumahan-perumahan yang megah. Dan kawasan industri akan semakin cepat untuk memperluas
kawasannya karena telah majunya perindustrian di daerah ini. Sehingga banyak
lahan-lahan kosong seperti lahan pertanian, perkebunan dan lahan kosong lainnya
berubah menjadi bangunan-bangunan besar seperti pabrik, kompleks perumahan
elit, dan lain-lain. Sehingga para petani yang menggarap sawah mengalami
kehilangan pekerjaannya sehingga menjadi pengangguran.
Banyaknya pengangguran dari penduduk asli disebabkan karena kalah
bersaing dengan para pendatang, contohnya kota Tegal menjadi kota ladang uang
bagi para pencari kerja di daerah sekitarnya. Lapangan pekerjaan di industri
tidak sebanding dengan para pencari kerja, sehingga pengangguran di daerah
Brebes akan semakin banyak membeludak.
Meskipun sebenarnya wilayah kabupaten Brebes sangat luas dan berpotensi
sangat besar dalam setor pertanian dan yang lainnya, tetapi tetap saja
pemerintah tidak bisa memanfaatkan itu semua untuk kesejahteraan rakyatnya.
Sehingga seperti yang dialami sekarang, brebes menjadi kabupaten termiskin
se-karisidenan pekalongan dengan jumlah angka kemiskinannya mencapai 398.700
atau sekitar 23,01% dari jumlah penduduk 1.736.331 jiwa. Sedangkan jumlah
pengangguran dikabupaten brebes pada tahun 2010 mencapai 8,21%.
Berdasarkan definisi diatas, maka penyusun sangat
tertarik untuk mempelajari masalah-masalah apa sajakah yang terkait diuraian
diatas, sehingga penyusun akan mengangkat topik “ MASALAH PENGANGGURAN DI
KABUPATEN BREBES “, sebagai judul dalam penulisan makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
Masalah
pengangguran di daerah Brebes merupakan masalah yang penting. Jadi dalam
penanganannya diperlukan kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku
industri. Oleh karena itu dalam pembuatan karya ilmiah ini akan dibahas :
1.
Apa
itu pengangguran?
2.
Kenapa
pengangguran itu terjadi?
3.
Bagaimana
menanggulangi pengangguran di Kabupaten Brebes
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :
Ø Agar dapat mengetahui pengertian, dimensi, dan indikator
pengangguran.
Ø Untuk dapat mengetahui gambaran kehidupan masyarakat Brebes.
Ø Agar dapat mengetahui lebih jelas faktor-faktor apa saja penyebab
pengangguran di kabupaten Brebes.
Ø Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah pengangguran di daerah Brebes.
Ø Untuk dapat berperan aktif guna menanggulangi pengangguran di
daerah ini.
Ø Wawasan dan pemahan mahasiswa semakin bertambah mengenai
pengangguran.
Ø Memberi gambaran mengenai kondisi pengangguran di kabupaten Brebes
sehingga kita sadar bahwa pengangguran dapat mengganggu stabilitas daerah
bahkan nasional.
Ø Dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah pengangguran
tersebut.
D.
Metode Pembuatan Karya Ilmiah
Dalam
pembuatan karya ilmiah ini, penyusun menggunakan beberapa metode unuk
mempermudah dalam proses penulisannya, diantaranya :
1.
Metode
Pengamatan
Dengan
mengamati kejadian yang ada disekitar lingkungannya.
2.
Metode
Studi Pustaka
Dengan mengambil sumber dari media
masa dan internet.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.
Pengertian, Bentuk, dan Jenis Pengangguran.
1.1
Pengertian Pengangguran.
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan
kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatannya. Orang yang tidak
sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah antara
lain: SMP, SMA, Mahasiswa, dan lain sebagainya, yang karena sesuatu hal tidak
atau belum membutuhkan pekerjaan.
Definisi
menurut para ahli :
Ø Ida Bagoes Mantra, Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja
yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini
sering diartikan sebagai keadan pengangguran terbuka.
Ø Dmairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunya pekerjaan
lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau seang mencari pekerjaan.
1.2
Bentuk Pengangguran
Pengangguran
dibagi beberapa bentuk, diantaranya :
Ø Pengangguran Terbuka.
Yaitu
pengangguran baik suka rela ( mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan
pekerjaan yang lebih baik), maupun secara terpaksa ( mereka yang mau bekerja
tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
Ø Setengah Menganggur.
Yaitu
mereka berkerja lamanya hari (musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
Ø Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh.
Yaitu
mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah
pengangguran.
Ø Tenaga kerja yang lemah.
Yaitu
mereka yang bekerja full time, tetapi intensitanya lemah karena kurang gizi
atau penyakitan.
Ø Tenaga kerja yang kurang produktif.
Yaitu
mereka yang mampu bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya penolong
kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.
1.3
Jenis Pengangguran
Jenis
pengangguran terbagi menjadi 4, yaitu :
Ø Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara
yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara
pelamar pekerja dengan pembuka pelamar pekerjaan.
Ø Pengangguran Struktural adalah keadaan dimana pengangguran yang
mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh lapangan pekerjaan.
Ø Pengangguran Musiman adalah keadaan dimana adanya fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seorang harus menganggur.
Ø Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang mengganggur karena
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran pekerjaan.
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN
2.
Masalah Pengangguran di Kabupaten Brebes.
2.1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Brebes.
Kabupaten
Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas
wilayahnya 1.657,73 km², jumlah penduduknya sekitar 1.732.719 jiwa (2010).
Ibukotanya ada di Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk
paling banyak di Jawa Tengah.
Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa
Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang
Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat.
2.2. Perekonomian
·
Pertanian dan perkebunan
Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trade
mark mengingat posisinya sebagai penghasil terbesar komoditi tersebut di
tataran nasional. Pusat bawang merah tersebar di 11 kecamatan (dari 17
kecamatan) dengan luas panen per tahun 20.000 - 25.000 hektar. sentra bawang
merah tersebar di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tonjong, Losari,
Kersana, Ketanggungan, Larangan, Songgom, Jatibarang, dan sebagian Banjarharjo.
Sektor pertanian
merupakan sektor yang dominan di Brebes. Dari sekitar 1,7 juta penduduk Brebes,
sekitar 70 persen bekerja pada sektor pertanian. Sektor ini menyumbang 53
persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes, yang 50 persen
dari pertanian bawang merah.
Saat ini, sekitar 23 persen pasokan
bawang merah nasional berasal dari Brebes. Sementara untuk wilayah Jawa Tengah,
Brebes memasok sekitar 75 persen kebutuhan bawang merah.
Di sektor pertanian sebagai sektor
dominan, Kabupaten Brebes tidak hanya menghasilkan bawang merah, namun terdapat
komoditas lain. Berbagai komoditas lain yang memiliki potensi sangat besar
untuk dikembangkan bagi para investor baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar Kabupaten Brebes antara lain: kentang granula, cabe merah dan pisang raja, bawang daun dan kubis. Tanaman
perkebunan yang berkembang antara lain : nilam, tebu, teh, cengkeh, kapas, kapulaga, mlinjo dan kopi jenis robusta. Produk buah - buahan yang cukup signifikan antara
lain ; mangga, semangka dan rambutan.
·
Peternakan
Di luar
sektor pertanian dan perkebunan, Kabupaten Brebes juga mempunyai potensi hijauan
makanan ternak yang melimpah dan tersebar hampir di setiap kecamatan. Kondisi
itu menjadikan kabupaten ini berkembang berbagai usaha peternakan baik jenis
ternak besar maupun kecil antara lain; ternak sapi (jenis lokal sapi jabres), kerbau, domba, kelinci rex, ayam petelur, ayam kampung, ayam potong dan itik. Telur hasil ternak itik diolah
oleh masyarakat setempat menjadi produk telur asin yang popularitas atas kualitasnya sangat dikenal dan
tidak diragukan. Banyak yang menyebut Brebes adalah Kota Telur Asin.
·
Kehutanan
Di sektor kehutanan yang tersebar diwilayah bagian selatan, komoditas
yang menjadi unggulan yaitu jati, pinus, mahoni dan sonokeling yang produksinya cukup mengalami peningkatan.
·
Pertambangan dan bahan galian
Kabupaten
Brebes memiliki beberapa potensi sumber daya mineral yang potensial untuk
dieksploitasi, meliputi batu kapur, trass, batu splite, dan batu bata, serta
potensi sumber minyak bumi dan panas bumi.
·
Cadangan batu bara muda
Di wilayah Kabupaten Brebes bagian
selatan, ditemukan potensi cadangan batu bara muda di desa Bentarsari sebanyak 24,24 juta ton dengan
kandungan minyak mencapai 5,30 liter per ton berdasarkan temuan Kementerian
ESDM di tahun 2008. Kandungan batu bara muda ini baru dapat dimanfaatkan
sekitara 50 sampai 100 tahun ke depan karena menunggu proses pelapukan dan
pengkristalan.
·
Perikanan
Sebagai salah satu daerah yang
terletak dalam wilayah pantai utara Pulau Jawa, Kabupaten Brebes mempunyai 5 wilayah kecamatan yang
cocok untuk mengembangkan produksi perikanan yakni Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Hasil produksi perikanan yang menonjol meliputi; bandeng, udang windu, kepiting, rajungan, teri nasi, mujair dan
berbagai jenis ikan laut yang lain. Hasil produk perikanan ini oleh masyarakat
setempat telah dikembangkan usaha pembuatan Bandeng Presto Duri Lunak dan Terasi.
·
Industri
Sektor industri merupakan salah satu
sektor penting dalam membantu laju perekonomian, oleh sebab itu keberadaan
industri sebagai salah satu pilar perekonomian di Kabupaten Brebes telah
memberi pengaruh dalam perekonomian daerah, meskipun secara demografi mata
pencaharian sebagaian besar penduduk adalah sebagai petani.Kegiatan Industri di
Kabupaten Brebes dibagi menjadi beberapa kelompok dan cabang yaitu kelompok
industri formal cabang agro, kelompok indutri formal cabang tekstil dan
kelompok indutri formal cabang logam, mesin dan elektronik. Industri yang ada
di Kabupaten Brebes meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil
dan industri rumah tangga.
Kelompok industri besar merupakan industri
formal agro (pabrik teh, pabrik jamur, pabrik gula dan gondorukem).Kelompok
industri kecil yang ada di Kabupaten Brebes meliputi industri kecil formal dan
non formal. Kelompok industri kecil formal terdiri dari cabang industri agro;
elektronika dan aneka; mesin, logam, dan perekayasaan. Sedangkan kelompok
industri non formal meliputi industri kimia, agro dan hasil hutan serta
elektronika dan aneka.
Kelompok industri kecil yang ada di
Kabupaten Brebes meliputi industri kecil formal dan non formal. Kelompok
industri kecil formal terdiri dari cabang industri agro; elektronika dan aneka;
mesin, logam, dan perekayasaan. Sedangkan kelompok industri non formal meliputi
industri kimia, agro dan hasil hutan serta elektronika dan aneka.
Sektor industri yang potensial untuk
dikembangkan adalah industri garam iodium diwilayah Kecamtan Wanasari dan
Bulakamba, Industri garam curah dengan sentra produksi di wilayah kecamatan
Losari, Tanjung, Wanasari dan Brebes, dan industri pengolahan bawang merah.
2.3. Masalah Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Brebes
Dalam kenyataan kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang cukup
luas di provinsi Jawa Tengah. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonominya, Brebes
merupakan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh.
Tetapi dalam hal ini meskipun Brebes merupakan salah satu kabupaten yang cukup
luas dan berpotensi sebagai sentra bawang merah dan berpotensi dibidang lainnya
juga, namun kenyataannya tidak sebanding dengan banyaknya pengangguran dan
angka kemiskinan di kabupaten Brebes.
Dalam
hal ini kabupaten Brebes berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, jumlah penduduk
miskin Brebes mencapai 398.000 jiwa. Hal ini menjadikan kabupaten Brebes
menjadi salah satu kabupaten dengan penduduk miskinnya paling banyak
se-karisidenan pekalongan. Tetapi pada tahun 2011 penduduk miskin di wilayah
kabupaten brebes mencapai sekitar 398.700 jiwa atau sekitar 23,01% dari total
jumlah penduduknya 1.736.3331 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan 7,79%
dibanding 2009 yang mencapai 432.400 jiwa, atau sekitar 24, 39% dari total
penduduk Brebes saat itu yang mencapai 1.752.128 jiwa. Dan dalam jumlah
pengangguran diwilayah kabupaten Brebes pada tahun 2009 tercatat mencapai 9,42%
sedangkan pada tahun 2010 mencapai 8,21%. Berarti dalam tingkat pengangguran
dikabupaten Brebes mengalami penurunan 1,21%.
Adapun data ketenaga kerjaan dan
pengangguran di kabupaten Brebes Tahun 2010.
Dari jumlah
penduduk yang bekerja pada sektor Jasa di Kabupaten Brebes pada tahun 2010
mengalami penurunan, beralih ke sektor-sektor Pertanian dan Manufaktur yang
justru mengalami kenaikan.
Pada tahun 2010, dari total penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar 77,27 persen penduduk Kabupaten Brebes
termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ini
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 TPAK Kabupaten
Brebes sekitar 66,04 persen. Selama kurun waktu 2008-2010, TPAK tertinggi
terjadi pada tahun 2010.
Dari jumlah angkatan kerja, sekitar 91,79 persen adalah bekerja, sedangkan 8,21 persen adalah pengangguran. Selama tahun 2008-2010, jumlah pengangguran meningkat pada tahun 2009 tetapi turun lagi walaupun relatif sedikit pada tahun 2010. Tahun 2008 jumlah pengangguran sekitar 7,92 persen dan jumlah yang bekerja 92,08 persen, sementara tahun 2009 jumlah pengangguran sekitar 9,42 persen dan jumlah yang bekerja 90,58 persen
Berdasarkan perbandingan pekerjaan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian atau Agriculture (A) masih mendominasi di Kabupaten Brebes dengan persentase sebesar 51,26 persen pada tahun 2010, kemudian diikuti dengan sektor Jasa atau Services (S) dengan persentase sebesar 33,63 persen. Sementara pekerja di sektor manufaktur (M) sebanyak 15,11 persen. Kalau dilihat pada tiga tahun terakhir, maka jumlah pekerja pada sektor A dan M justru meningkat, sementara itu jumlah pekerja pada sektor S mengalami penurunan.
Dari jumlah angkatan kerja, sekitar 91,79 persen adalah bekerja, sedangkan 8,21 persen adalah pengangguran. Selama tahun 2008-2010, jumlah pengangguran meningkat pada tahun 2009 tetapi turun lagi walaupun relatif sedikit pada tahun 2010. Tahun 2008 jumlah pengangguran sekitar 7,92 persen dan jumlah yang bekerja 92,08 persen, sementara tahun 2009 jumlah pengangguran sekitar 9,42 persen dan jumlah yang bekerja 90,58 persen
Berdasarkan perbandingan pekerjaan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian atau Agriculture (A) masih mendominasi di Kabupaten Brebes dengan persentase sebesar 51,26 persen pada tahun 2010, kemudian diikuti dengan sektor Jasa atau Services (S) dengan persentase sebesar 33,63 persen. Sementara pekerja di sektor manufaktur (M) sebanyak 15,11 persen. Kalau dilihat pada tiga tahun terakhir, maka jumlah pekerja pada sektor A dan M justru meningkat, sementara itu jumlah pekerja pada sektor S mengalami penurunan.
Dalam hal ini pengangguran sering
kali didominasi oleh usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak
mencakup berpendidikan rendah.
Fakta mengatakan, meski jumlah
pengangguran dikabupaten brebes berkurang tetapi tetap saja maslah pengangguran
masih menghantui masyarakatnya. Jelas, mau tidak ma, semua mata serasa tertuju
ke Departemen Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi (Depnakertrans) sebagai
operator (pemerintah) penyelesai soal ketenagakerjaan ini. Untuk menanggulangi
masalah pengangguran dan setegah menganggur, efek netto dari hasil pembangunan
yang diperkirakan akan semakin baik di masa yang akan datang perlu
didistribusikan kembali kepada masyarakat dalm berbagi bentuk, antaralain
terciptanya keempatan kerja produktif dan remunerative. Dengan cara ini redistribusi
dalam bentuk penurunan harga bawang merah yang sangat melonjak tidak perlu lagi
dilakukan, atau bersifat suplemen jika bilamana keadaan terlalu memaksa.
Bahwa kita tahu ketidak stabilan
peta politik dan keamanan, kemungkinan besar akan semakin parah dan mengganggu
sendi-sendi pembangunan lainnya. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka
kabupaten brebes akan berada pada bibir jurang kehancuran yang sulit
dihindarkan. Untuk itu seluruh komponen masyarakat, termasuk instansi-instansi
pemerintahan yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan ketenaga kerjaan
harus segera mengkonsolidasikan diri, bersama-sama mengatasi masalah ini.
2.4. Solusi Untuk Mengatasi
Kemiskinan dan Pengangguran
Masalah pengangguran dan kemiskinan
dikabupaten Brebes sekarang ini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan,
ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah menganggur yang cukup besar,
pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumberdaya dan potensi yang ada,
menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.
Pembangunan dikabupaten Brebes
sangat tergantung pada kualitas pada sumber daya manusia yang sehat fisik dan
mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga membangun
keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap
dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan
anggota keluarganya.
Dalam hal ini pemerintah harus
menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri untuk masyarakat
kecil, serta pendanan usaha kecil dan tingkat suku bunga yang rendah untuk
mendukungnya.
Adapun program peningkatan kualitas
dan produktivitas tenaga kerja serta program perluasan dan pengembangan
kesempatan kerja. Kegiatan yang dilaksanankan adalah :
Merumuskan pedoman atau petunjuk
teknis, mengimplementasikan dan mensosialisasikan kebijakan pembinaan yang
bertujuan untuk :
ü Membangun
sistem peningkatan kualitas tenaga kerja.
ü Meningkatkan
kualitas pelayanan di bidang perluasan kesempatan kerja dan penempatan kerja.
ü Meningkatkan
kerjasama dengan lembaga-lembaga daerah maupun nasional bahkan internasional.
ü Mendorong
peranan luas di bidang ketenagakerjaan meliputi pelatihan, penempatan dan
produktivitas tenaga kerja.
BAB IV
PENUTUP
3. Kesimpulan
dan Saran
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dituangkan dalam penulisan karya ilmiah ini, maka dapat disimpulkan bahwa
pengangguran an kemiskinan bukan hal yang bisa dianggap mudah atau bukan
masalah yang berat. Tetapi harus ditangani lebih serius agar kestabilitasan
pemerintah daerah tidak terganggu bahkan kestabilitasan negara jga tidak
terganggu. Karena penanganan masalah pengangguran dan kemiskinan yang
setengah-setengah dapat mengancam kestabiltasan semua instansi kepemerintahan.
Untuk itu masalah ini bukan hanya
tanggung jawab dari Departemen Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi, tetapi
menjadi tanggung jawab kita semua demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan
memperbaiki perekonomian pemerintah daerah bahkan negara. Untuk itu dalam hal
ini dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan demi
tercapainya tujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan
dikabupaten Brebes.
3.2 Saran
Tindakan
nyata dari hasil sebuah perencanaan adalah suatu yang sangat penting,
dibandingkan dengan pembuatan rencana sempurna tapi tidak menghasilkan apa-apa.
Untuk itu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terkait sangat
dibutuhkan. Dan keamanan juga sangat membantu demi tercapainya tujuan tersebut.
Selain itu,
peningkatan ketrampilan pekerja dan calon pekerja harus dilakukan untuk
menghadapipersaingan dunia usaha yang akan lebih ketat pada masa era
globalisasi ini. Sehingga sebaiknya diadakan pendidikan ketrampilan di luar
pendidikan formal agar terciptanya masyarakat yang berkualitas sehingga dapat
bersaing didunia luar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng , dan Epi Indriani. 2006. Membina Kompetensi Ekonomi
Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Drs. Alam S, MM. 2006. Ekonomi Untuk SMA dan Ma Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Hazami, Akrom. selasa, 10
mei 2011 brebes kabupaten termiskin. Koran sindo.
http//www.wikipedia.com , diakses pada 23 mei 2011.
Nuridin, Mohammad.2010. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten
Brebes Tahun 2010. (http//www.brebeskab.bps.go.id , diakses minggu 22 januari
2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar