Jumat, 15 Februari 2013

Makalah tentang pengangguran



Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmat-nya penyusun dapat menyelesaikan dan menyusun tugas karya ilmiah yang berjudul “ Masalah Pengangguran Di Kabupaten Brebes ”. Karena di Kabupaten Brebes ini  yang sedang mengalami pembangunan banyak sekali pengangguran yang tersebar di deda-desa yang ada di daerah Kabupaten Brebes dikarenakan sulitnya mencari lapangan pekerjaan di daerah tersebut. Untuk itu pemerintah harus mampu menyelesaikan masalah ini. Sebagimana penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, pasti masih banyak kekurangan dalam tugas yang penulis buat ini, karenanya memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Maka dari itu penulis berharap untuk adanya kritik dan saran untuk membantu kelancaran daam menemukan sesuatu masalah di dalam penulisan ini, agar penulis dapat lebih mengembangan lagi ide dan kreatifitasnya dalam pembuatan karya ilmiah berikutnya.

Brebes, 04 Januari 2013
                      Penyusun,
















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
ABSTRAK................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 1
C.     Tujuan Penelitian................................................................................. 2
D.    Manfaat Penelitian.............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
1. Pengertian Bentuk, dan Jenis Pengangguran........................................ 3
      1.1 Pengertian Pengangguran.............................................................. 3
1.2 Bentuk Pengangguran................................................................... 3
1.3 Jenis Pengangguran....................................................................... 4
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN
2. Masalah Pengangguran di Kabupaten Brebes....................................... 5
     2.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Brebes................................. 5
     2.2 Perekonomian ................................................................................ 5
     2.3 Masalah Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Brebes..... 8
     2.4 Solusi Untuk mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran............... 10
BAB IV PENUTUP
3. Kesimpulan dan Saran........................................................................... 11
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 11
4.2 Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ..12


ABSTRAK
Masalah Pengangguran pasti dialami oleh semua daerah bahkan semua negara didunia ini, baik itu negara majau atau negara berkembang. Mungkin kalu kita bicara tentang masalah pengangguran dan kemiskinan pati tidak ada habisnya. Dalam hal ini penanggulangan masalah pengangguran dan kemiskinan harus dilakukan oleh semua pihak atau elemen masyarakat dan pemerintah. Penyebab pengangguran dan kemiskinan terjadi karen jumlah angkatan kerja dengan jumlah kesempatan krja lebih banyak angkatan kerja dari pada dengan jumlah kesempatan kerja ataupun hal yang lainnya. Dan penyebab kemiskinan itu sendiri karena semakin tingginya tingkat kebutuhan ekonomi masyarakat itu sendiri yang semakin banyak.


BAB I

  PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dengan kehidupan masyarakat di Brebes yang semakin berkembang pesat, banyak lahan-lahan pertanian di ubah menjadi pabrik-pabrik dan perumahan-perumahan yang megah. Dan kawasan industri akan semakin cepat untuk memperluas kawasannya karena telah majunya perindustrian di daerah ini. Sehingga banyak lahan-lahan kosong seperti lahan pertanian, perkebunan dan lahan kosong lainnya berubah menjadi bangunan-bangunan besar seperti pabrik, kompleks perumahan elit, dan lain-lain. Sehingga para petani yang menggarap sawah mengalami kehilangan pekerjaannya sehingga menjadi pengangguran.
Banyaknya pengangguran dari penduduk asli disebabkan karena kalah bersaing dengan para pendatang, contohnya kota Tegal menjadi kota ladang uang bagi para pencari kerja di daerah sekitarnya. Lapangan pekerjaan di industri tidak sebanding dengan para pencari kerja, sehingga pengangguran di daerah Brebes akan semakin banyak membeludak.
Meskipun sebenarnya wilayah kabupaten Brebes sangat luas dan berpotensi sangat besar dalam setor pertanian dan yang lainnya, tetapi tetap saja pemerintah tidak bisa memanfaatkan itu semua untuk kesejahteraan rakyatnya. Sehingga seperti yang dialami sekarang, brebes menjadi kabupaten termiskin se-karisidenan pekalongan dengan jumlah angka kemiskinannya mencapai 398.700 atau sekitar 23,01% dari jumlah penduduk 1.736.331 jiwa. Sedangkan jumlah pengangguran dikabupaten brebes pada tahun 2010 mencapai 8,21%.
 Berdasarkan  definisi diatas, maka penyusun sangat tertarik untuk mempelajari masalah-masalah apa sajakah yang terkait diuraian diatas, sehingga penyusun akan mengangkat topik “ MASALAH PENGANGGURAN DI KABUPATEN BREBES “, sebagai judul dalam penulisan makalah ini.

B.     Rumusan Masalah

Masalah pengangguran di daerah Brebes merupakan masalah yang penting. Jadi dalam penanganannya diperlukan kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri. Oleh karena itu dalam pembuatan karya ilmiah ini akan dibahas :
1.      Apa itu pengangguran?
2.      Kenapa pengangguran itu terjadi?
3.      Bagaimana menanggulangi pengangguran di Kabupaten Brebes

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :
Ø  Agar dapat mengetahui pengertian, dimensi, dan indikator pengangguran.
Ø  Untuk dapat mengetahui gambaran kehidupan masyarakat Brebes.
Ø  Agar dapat mengetahui lebih jelas faktor-faktor apa saja penyebab pengangguran di kabupaten Brebes.
Ø  Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah pengangguran di daerah Brebes.
Ø  Untuk dapat berperan aktif guna menanggulangi pengangguran di daerah ini.
Ø  Wawasan dan pemahan mahasiswa semakin bertambah mengenai pengangguran.
Ø  Memberi gambaran mengenai kondisi pengangguran di kabupaten Brebes sehingga kita sadar bahwa pengangguran dapat mengganggu stabilitas daerah bahkan nasional.
Ø  Dapat mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut.


D.    Metode Pembuatan Karya Ilmiah

Dalam pembuatan karya ilmiah ini, penyusun menggunakan beberapa metode unuk mempermudah dalam proses penulisannya, diantaranya :
1.      Metode Pengamatan
Dengan mengamati kejadian yang ada disekitar lingkungannya.
2.      Metode Studi Pustaka
Dengan mengambil sumber dari media masa dan internet.








BAB II
LANDASAN TEORI

1.      Pengertian, Bentuk, dan Jenis Pengangguran.

1.1  Pengertian Pengangguran.

Pengangguran adalah  orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan  dan belum mendapatannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah antara lain: SMP, SMA, Mahasiswa, dan lain sebagainya, yang karena sesuatu hal tidak atau belum membutuhkan pekerjaan.
Definisi menurut para ahli :
Ø  Ida Bagoes Mantra, Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering diartikan sebagai keadan pengangguran terbuka.
Ø  Dmairy, pengangguran adalah orang yang tidak mempunya pekerjaan lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau seang mencari pekerjaan.

1.2  Bentuk Pengangguran

Pengangguran dibagi beberapa bentuk, diantaranya :
Ø  Pengangguran Terbuka.
Yaitu pengangguran baik suka rela ( mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik), maupun secara terpaksa ( mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
Ø  Setengah Menganggur.
Yaitu mereka berkerja lamanya hari (musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
Ø  Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh.
Yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran.
Ø  Tenaga kerja yang lemah.
Yaitu mereka yang bekerja full time, tetapi intensitanya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.




Ø  Tenaga kerja yang kurang produktif.
Yaitu mereka yang mampu bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.


1.3  Jenis Pengangguran

Jenis pengangguran terbagi menjadi 4, yaitu :
Ø  Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar pekerja dengan pembuka pelamar pekerjaan.
Ø  Pengangguran Struktural adalah keadaan dimana pengangguran yang mencari lapangan pekerjaan  tidak mampu memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh lapangan pekerjaan.
Ø  Pengangguran Musiman adalah keadaan dimana adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seorang harus menganggur.
Ø  Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang mengganggur karena imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah  daripada penawaran pekerjaan.












BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN

2.      Masalah Pengangguran di Kabupaten Brebes.
2.1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Brebes.
Kabupaten Brebes adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Luas wilayahnya 1.657,73 km², jumlah penduduknya sekitar 1.732.719 jiwa (2010). Ibukotanya ada di Brebes. Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah.

Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, di antara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat.

2.2. Perekonomian
·         Pertanian dan perkebunan
Bawang merah bagi Kabupaten Brebes merupakan trade mark mengingat posisinya sebagai penghasil terbesar komoditi tersebut di tataran nasional. Pusat bawang merah tersebar di 11 kecamatan (dari 17 kecamatan) dengan luas panen per tahun 20.000 - 25.000 hektar. sentra bawang merah tersebar di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tonjong, Losari, Kersana, Ketanggungan, Larangan, Songgom, Jatibarang, dan sebagian Banjarharjo.
Sektor pertanian merupakan sektor yang dominan di Brebes. Dari sekitar 1,7 juta penduduk Brebes, sekitar 70 persen bekerja pada sektor pertanian. Sektor ini menyumbang 53 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes, yang 50 persen dari pertanian bawang merah.
Saat ini, sekitar 23 persen pasokan bawang merah nasional berasal dari Brebes. Sementara untuk wilayah Jawa Tengah, Brebes memasok sekitar 75 persen kebutuhan bawang merah.
Di sektor pertanian sebagai sektor dominan, Kabupaten Brebes tidak hanya menghasilkan bawang merah, namun terdapat komoditas lain. Berbagai komoditas lain yang memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan bagi para investor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar Kabupaten Brebes antara lain: kentang granula, cabe merah dan pisang raja, bawang daun dan kubis. Tanaman perkebunan yang berkembang antara lain : nilam, tebu, teh, cengkeh, kapas, kapulaga, mlinjo dan kopi jenis robusta. Produk buah - buahan yang cukup signifikan antara lain ; mangga, semangka dan rambutan.
·         Peternakan
Di luar sektor pertanian dan perkebunan, Kabupaten Brebes juga mempunyai potensi hijauan makanan ternak yang melimpah dan tersebar hampir di setiap kecamatan. Kondisi itu menjadikan kabupaten ini berkembang berbagai usaha peternakan baik jenis ternak besar maupun kecil antara lain; ternak sapi (jenis lokal sapi jabres), kerbau, domba, kelinci rex, ayam petelur, ayam kampung, ayam potong dan itik. Telur hasil ternak itik diolah oleh masyarakat setempat menjadi produk telur asin yang popularitas atas kualitasnya sangat dikenal dan tidak diragukan. Banyak yang menyebut Brebes adalah Kota Telur Asin.
·         Kehutanan
Di sektor kehutanan yang tersebar diwilayah bagian selatan, komoditas yang menjadi unggulan yaitu jati, pinus, mahoni dan sonokeling yang produksinya cukup mengalami peningkatan.
·         Pertambangan dan bahan galian
Kabupaten Brebes memiliki beberapa potensi sumber daya mineral yang potensial untuk dieksploitasi, meliputi batu kapur, trass, batu splite, dan batu bata, serta potensi sumber minyak bumi dan panas bumi.
·         Cadangan batu bara muda
Di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan, ditemukan potensi cadangan batu bara muda di desa Bentarsari sebanyak 24,24 juta ton dengan kandungan minyak mencapai 5,30 liter per ton berdasarkan temuan Kementerian ESDM di tahun 2008. Kandungan batu bara muda ini baru dapat dimanfaatkan sekitara 50 sampai 100 tahun ke depan karena menunggu proses pelapukan dan pengkristalan.

·         Perikanan
Sebagai salah satu daerah yang terletak dalam wilayah pantai utara Pulau Jawa, Kabupaten Brebes mempunyai 5 wilayah kecamatan yang cocok untuk mengembangkan produksi perikanan yakni Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Hasil produksi perikanan yang menonjol meliputi; bandeng, udang windu, kepiting, rajungan, teri nasi, mujair dan berbagai jenis ikan laut yang lain. Hasil produk perikanan ini oleh masyarakat setempat telah dikembangkan usaha pembuatan Bandeng Presto Duri Lunak dan Terasi.
·         Industri
Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam membantu laju perekonomian, oleh sebab itu keberadaan industri sebagai salah satu pilar perekonomian di Kabupaten Brebes telah memberi pengaruh dalam perekonomian daerah, meskipun secara demografi mata pencaharian sebagaian besar penduduk adalah sebagai petani.Kegiatan Industri di Kabupaten Brebes dibagi menjadi beberapa kelompok dan cabang yaitu kelompok industri formal cabang agro, kelompok indutri formal cabang tekstil dan kelompok indutri formal cabang logam, mesin dan elektronik. Industri yang ada di Kabupaten Brebes meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.
Kelompok industri besar merupakan industri formal agro (pabrik teh, pabrik jamur, pabrik gula dan gondorukem).Kelompok industri kecil yang ada di Kabupaten Brebes meliputi industri kecil formal dan non formal. Kelompok industri kecil formal terdiri dari cabang industri agro; elektronika dan aneka; mesin, logam, dan perekayasaan. Sedangkan kelompok industri non formal meliputi industri kimia, agro dan hasil hutan serta elektronika dan aneka.
Kelompok industri kecil yang ada di Kabupaten Brebes meliputi industri kecil formal dan non formal. Kelompok industri kecil formal terdiri dari cabang industri agro; elektronika dan aneka; mesin, logam, dan perekayasaan. Sedangkan kelompok industri non formal meliputi industri kimia, agro dan hasil hutan serta elektronika dan aneka.
Sektor industri yang potensial untuk dikembangkan adalah industri garam iodium diwilayah Kecamtan Wanasari dan Bulakamba, Industri garam curah dengan sentra produksi di wilayah kecamatan Losari, Tanjung, Wanasari dan Brebes, dan industri pengolahan bawang merah.




2.3. Masalah Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten Brebes
Dalam kenyataan kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang cukup luas di provinsi Jawa Tengah. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonominya, Brebes merupakan sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, nelayan dan buruh. Tetapi dalam hal ini meskipun Brebes merupakan salah satu kabupaten yang cukup luas dan berpotensi sebagai sentra bawang merah dan berpotensi dibidang lainnya juga, namun kenyataannya tidak sebanding dengan banyaknya pengangguran dan angka kemiskinan di kabupaten Brebes.
Dalam hal ini kabupaten Brebes berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010, jumlah penduduk miskin Brebes mencapai 398.000 jiwa. Hal ini menjadikan kabupaten Brebes menjadi salah satu kabupaten dengan penduduk miskinnya paling banyak se-karisidenan pekalongan. Tetapi pada tahun 2011 penduduk miskin di wilayah kabupaten brebes mencapai sekitar 398.700 jiwa atau sekitar 23,01% dari total jumlah penduduknya 1.736.3331 jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan 7,79% dibanding 2009 yang mencapai 432.400 jiwa, atau sekitar 24, 39% dari total penduduk Brebes saat itu yang mencapai 1.752.128 jiwa. Dan dalam jumlah pengangguran diwilayah kabupaten Brebes pada tahun 2009 tercatat mencapai 9,42% sedangkan pada tahun 2010 mencapai 8,21%. Berarti dalam tingkat pengangguran dikabupaten Brebes mengalami penurunan 1,21%.
Adapun data ketenaga kerjaan dan pengangguran di kabupaten Brebes Tahun 2010.
Dari jumlah penduduk yang bekerja pada sektor Jasa di Kabupaten Brebes pada tahun 2010 mengalami penurunan, beralih ke sektor-sektor Pertanian dan Manufaktur yang justru mengalami kenaikan.
Pada tahun 2010, dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar 77,27 persen penduduk Kabupaten Brebes termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 TPAK Kabupaten Brebes  sekitar 66,04 persen. Selama kurun waktu 2008-2010, TPAK tertinggi terjadi pada tahun 2010.
       Dari jumlah angkatan kerja, sekitar 91,79 persen adalah bekerja, sedangkan 8,21 persen adalah pengangguran. Selama tahun 2008-2010, jumlah pengangguran meningkat pada tahun 2009 tetapi turun lagi walaupun relatif sedikit pada tahun 2010. Tahun 2008 jumlah pengangguran sekitar 7,92 persen dan jumlah yang bekerja 92,08 persen, sementara tahun 2009 jumlah pengangguran sekitar 9,42 persen dan jumlah yang bekerja 90,58 persen
       Berdasarkan perbandingan pekerjaan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian atau Agriculture (A) masih mendominasi di Kabupaten Brebes dengan persentase sebesar 51,26 persen pada tahun 2010, kemudian diikuti dengan sektor Jasa atau Services (S) dengan persentase sebesar 33,63 persen. Sementara pekerja di sektor manufaktur  (M) sebanyak 15,11 persen. Kalau dilihat pada tiga tahun terakhir, maka jumlah pekerja pada sektor A dan M justru meningkat, sementara itu jumlah pekerja pada sektor S mengalami penurunan.

Dalam hal ini pengangguran sering kali didominasi oleh usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah.
Fakta mengatakan, meski jumlah pengangguran dikabupaten brebes berkurang tetapi tetap saja maslah pengangguran masih menghantui masyarakatnya. Jelas, mau tidak ma, semua mata serasa tertuju ke Departemen Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi (Depnakertrans) sebagai operator (pemerintah) penyelesai soal ketenagakerjaan ini. Untuk menanggulangi masalah pengangguran dan setegah menganggur, efek netto dari hasil pembangunan yang diperkirakan akan semakin baik di masa yang akan datang perlu didistribusikan kembali kepada masyarakat dalm berbagi bentuk, antaralain terciptanya keempatan kerja produktif dan remunerative. Dengan cara ini redistribusi dalam bentuk penurunan harga bawang merah yang sangat melonjak tidak perlu lagi dilakukan, atau bersifat suplemen jika bilamana keadaan terlalu memaksa.
Bahwa kita tahu ketidak stabilan peta politik dan keamanan, kemungkinan besar akan semakin parah dan mengganggu sendi-sendi pembangunan lainnya. Bila hal ini benar-benar terjadi, maka kabupaten brebes akan berada pada bibir jurang kehancuran yang sulit dihindarkan. Untuk itu seluruh komponen masyarakat, termasuk instansi-instansi pemerintahan yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan ketenaga kerjaan harus segera mengkonsolidasikan diri, bersama-sama mengatasi masalah ini.
2.4. Solusi Untuk Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran
Masalah pengangguran dan kemiskinan dikabupaten Brebes sekarang ini dalam kondisi yang cukup memprihatinkan, ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah menganggur yang cukup besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumberdaya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan dikabupaten Brebes sangat tergantung pada kualitas pada sumber daya manusia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehingga membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
Dalam hal ini pemerintah harus menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri untuk masyarakat kecil, serta pendanan usaha kecil dan tingkat suku bunga yang rendah untuk mendukungnya.
Adapun program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja. Kegiatan yang dilaksanankan adalah :
Merumuskan pedoman atau petunjuk teknis, mengimplementasikan dan mensosialisasikan kebijakan pembinaan yang bertujuan untuk :
ü  Membangun sistem peningkatan kualitas tenaga kerja.
ü  Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang perluasan kesempatan kerja dan penempatan kerja.
ü  Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga daerah maupun nasional bahkan internasional.
ü  Mendorong peranan luas di bidang ketenagakerjaan meliputi pelatihan, penempatan dan produktivitas tenaga kerja.





BAB IV
PENUTUP
3.      Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dituangkan dalam penulisan karya ilmiah ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran an kemiskinan bukan hal yang bisa dianggap mudah atau bukan masalah yang berat. Tetapi harus ditangani lebih serius agar kestabilitasan pemerintah daerah tidak terganggu bahkan kestabilitasan negara jga tidak terganggu. Karena penanganan masalah pengangguran dan kemiskinan yang setengah-setengah dapat mengancam kestabiltasan semua instansi kepemerintahan.
Untuk itu masalah ini bukan hanya tanggung jawab dari Departemen Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperbaiki perekonomian pemerintah daerah bahkan negara. Untuk itu dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan dikabupaten Brebes.

3.2 Saran

Tindakan nyata dari hasil sebuah perencanaan adalah suatu yang sangat penting, dibandingkan dengan pembuatan rencana sempurna tapi tidak menghasilkan apa-apa. Untuk itu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan. Dan keamanan juga sangat membantu demi tercapainya tujuan tersebut.
Selain itu, peningkatan ketrampilan pekerja dan calon pekerja harus dilakukan untuk menghadapipersaingan dunia usaha yang akan lebih ketat pada masa era globalisasi ini. Sehingga sebaiknya diadakan pendidikan ketrampilan di luar pendidikan formal agar terciptanya masyarakat yang berkualitas sehingga dapat bersaing didunia luar.


DAFTAR PUSTAKA
Ahman, Eeng , dan Epi Indriani. 2006. Membina Kompetensi Ekonomi Kelas XI. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Drs. Alam S, MM. 2006. Ekonomi Untuk SMA dan Ma Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Hazami, Akrom.  selasa, 10 mei 2011 brebes kabupaten termiskin. Koran sindo.
http//www.wikipedia.com , diakses pada 23 mei 2011.
Nuridin, Mohammad.2010. Keadaan Ketenaga Kerjaan Di Kabupaten Brebes Tahun 2010. (http//www.brebeskab.bps.go.id , diakses minggu 22 januari 2012).
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar